:Ani Ismawati
dingin memaku seri bibirmu
dorong hati pucat, sentuh segala
ribuan kehidupan lalu terbaca jelas
tersapu nafas yang terpaksa
kini mulai ketukketuk
denting jantung perdetik
untuk diserahkan pada malam
tanganmu menjulur pada daun berembun
beningnya menggulir menggelitik mesra
pada kokohnya dahan: kilau lengan dan
hijau menganga
berpandangan rindu yang mengakar
matamu menyapu langit
kumpulkan segala bintang yang sendiri
satu demi satu dalam lapang hati bening
hingga kehidupan lepas menindih bumi
kakimu menjejak laut
bermain makhluk di dalamnya
haus menuntut deru candamu
kauberi dalam kelam airmata duri
tubuhmu beku seluruh
kala satu titik kosong hampiri lelahmu:
bahwa embun lari menguap tinggalkan hijau
bahwa bintang hanya ingin dipandang, dan
bahwa candamu telah runtuh dalam takdir yang ditentukan
oleh keruhnya kehidupan
Semarang, April 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar