Minggu, 04 September 2016

Pemenang Dunia


(…untuk seorang manusia di pinggir jalan Jatingaleh dan mereka menyebutnya ‘orang gila’)

duduk gembira pada sepiring dunia
bercanda tawa pada segala alam berasap
kerikil tajam penusuk surganya, memuai dalam keakraban
jadi sobat rekat bercengkerama dengan luka

aku iri pada damainya
karna nestapa pada pundakku, menyisakan luka bernanah
lelah kugaruk jalan panjang, tetap tak kutemukan
sepotong tawa dalam cawanku
seperti miliknya

aku cemburu karna riangnya menyayat tajam kicauku
kuikuti zaman dalam petang tubuh dekil, sambil kujilati aroma mimpi jingganya
berjalan tanpa beban ke ujung atmosfir bumi, ia tak peduli apapun menjauhi
hanya pancaran wajah tulus menyapa segala yang ia jumpa

dalam ribuan detik: telanjang tiada ia kedinginan,
sendiri tiada ia kesepian,
disakiti tiada ia terluka,
ia rangkul segala dingin, sepi, dan luka
dalam hangatnya secangkir bahagia yang ia racik

oh, inikah letak jarum keadilan
saat dunia direnggut darinya tak bersisa
Tuhan masih memberinya sepiring
mampu cairkan segala rantai yang telah jadi belenggu,
merdeka lepas dalam samudera baru
hingga ke waktu tak berujung


Semarang, 2004

Sabtu, 17 Januari 2015

Ode Buat Odet

:Dedy Rusdian


Berbotol-botol
aroma masakan
kau saji oleh ketulusan
ditenggak sekumpulan
kawan, sampai mabuk.
Mabuk lahir mabuk pengharapan
mabuk tanah basah racikan rempah
mabuk kisah hidup rasa penasaran
tatapan berbinar  binar
sekumpulan kawan
mabuk Tuhan dan alkohol
tak ada yang lebih indah
dari itu semua.

Di atas jaring laba-laba,
bulan dekap ranting ranting, serupa
rambut gimbal nyangkut di puisi puisi
membangunkan ruh ruh yang lama tertidur dari kemanusiaan,
tertidur dari anti-kemapanan,
lantas berjaga
dari hal-hal klise semacam takut jadi kere gerah,
dari gerak gerik mengidam kafe-kafe kelas atas,
kau begitu senyap dan menikam
menjejak podium pentagon
di atas tanah gembur bersahaja
suah dipercayakanNya.

Oh,

bisa jadi kau lahir dari kuali
tatkala Tuhan bersekutu dengan sepasang kekasih
jadilah penciptaan masakan terlezat
bersenyawa membentuk zat.
Kaulah!


5Jan2015

Transendensi

inginmemelukmu
lebih lama
dari sebelum
petir itu datang

inginmemelukmu
lebih lama
dari sebelum
dadu itu dilempar

bila tiba giliran itu
mendera kita

biar tiba giliran kita
membabat duka

dalam terang purnamaada kembali ke tiada
tiada kembali ke ada

tanah
tuju ke
tanah

entah
kapan
bilamana
akan

kitapeluk
waktu bersama
menjejal terjal
ajal


13Jan2015





Sabtu, 13 April 2013

Lelaki Besi


aku tak pernah bertemu seorang
sepertimu, yang cinta takutmarahcemburunya
tak pernah terungkap dengan gamblang
apalagi berkuasa menahan luka

kali ini kupilih kata kata, jika
laku sayang saja harus ku kira kira
seperti seberapa menderitanya awan
bila harus meletakkan air ke bumi

kepala kita tak mungkin sama
disatukan hanya akan membuat keduanya pecah
tapi memang kita perlu nyatu
untuk rasakan siapa yang paling berkarat
menghadapi hujan yang kalut

aku tak pernah bertemu seorang
sepertimu, yang memampukan keraguan
lari tunggang langgang sendirian

dipanggang matahari dibekukan bulan
kutangisi tubuhmu yang tegap tetap
cemas bahwa ini bukan tempat tepat
di bibir bumi, di dalam genang


Semarang, 8Maret13

Jumat, 19 Oktober 2012

Jauh Cinta

tempat tempat pertemuan kita, sayang
kulewati lalu menjadi api
lebih erat lebih dekat lagi
kujaga di dada sekuat dekap tangan

lihat, namamu tinggal di sana
menghuni batin dan menghanguskan apa saja
yang pernah ada sebelumnya

bara telah mengembara
mendidihkan kata kata yang kugilai
dari pelukan pahit tercipta
santap segar di perjamuan
dan sepasang tubuh enggan beranjak

bertahanlah, karena aku sulit bosan
bahkan ketika kau ulang dan ulangi
sejumlah kepedihan dari sepi diri
yang kita tukar dengan angan angan

bila kau mulai kesulitan menatap wajahku,
tusukkanlah setiap air mata ke semua pakaian yang kau kenakan,
bahkan yang paling tak kau suka sekalipun
lalu lemparkanlah ke ujung langit dimana tubuhku telah terperangkap
untuk mencecap hujan yang datang di kemarau

kecemasan menyeretku ke tubir masa
kenangan yang tak pernah kusesali




12Sept12

Lebih Baik untuk Deka

: Deka

Lebih baik
aku duduk diam di sini
mengupasi usiamu yang masih jauh dari senja
yang sejak lama diam diam kugantungkan
di tangkai pilu sambil mengendap endap
agar aku tak cepat menuju ke sana
dalam cemas.

Lebih baik
aku duduk diam di sini
menjauhkan senja dari belia usia
yang sejak lama diam diam kulakukan
agar ia tak menghanguskan kulit lembut
yang melindungi keceriaanmu sebagai salut
lalu kalut.

Lebih baik,
aku bergerak ke sana
melepasi pakaian dan memandikan ulang tahunmu
sambil diam diam mengusap doa di keningmu
agar harapan membasahi pagi
tanpa harus mengusir senja
dalam syukur
lalu berserah.

Maka, lebih baik
aku duduk diam dengan mata
bergerak gerak mengawasi nasib
yang dikucurkan tiap perjalananmu.

Betapa usia yang tumpah sedikit demi sedikit
adalah bekal kekuatan untukmu, sayang
sampai sepanjang masa
agar kau sanggup, kelak
mengangkat senja
dengan bangga, dan berani.


31Ags12

Di Ruang Tunggu


hari minim kabar
gadis baru datang
ke hatimu yang bulat
oleh cinta yang kekang
sebab bertekad tak lekang

bahasa tubuh, ya
bahasa tubuh basah
di gambar gambar tawa
merapatkan kau
rapatlah ia

hari hari aku berjuang
merapatkan bibir
mengatupkan rahang
melawan sakit
lagi


18Ags12