:Dedy Rusdian
Berbotol-botol
aroma masakan
kau saji oleh ketulusan
ditenggak sekumpulan
kawan, sampai mabuk.
Mabuk lahir mabuk pengharapan
mabuk tanah basah racikan rempah
mabuk kisah hidup rasa penasaran
tatapan berbinar binar
sekumpulan kawan
mabuk Tuhan dan alkohol
tak ada yang lebih indah
dari itu semua.
Di atas jaring laba-laba,
bulan dekap ranting ranting, serupa
rambut gimbal nyangkut di puisi puisi
membangunkan ruh ruh yang lama tertidur dari kemanusiaan,
tertidur dari anti-kemapanan,
lantas berjaga
dari hal-hal klise semacam takut jadi kere gerah,
dari gerak gerik mengidam kafe-kafe kelas atas,
kau begitu senyap dan menikam
menjejak podium pentagon
di atas tanah gembur bersahaja
suah dipercayakanNya.
Oh,
bisa jadi kau lahir dari kuali
tatkala Tuhan bersekutu dengan sepasang kekasih
jadilah penciptaan masakan terlezat
bersenyawa membentuk zat.
Kaulah!
5Jan2015
Tampilkan postingan dengan label Lingkar Diri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lingkar Diri. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 17 Januari 2015
Jumat, 19 Oktober 2012
Lebih Baik untuk Deka
: Deka
Lebih baik
aku duduk diam di sini
mengupasi usiamu yang masih jauh dari senja
yang sejak lama diam diam kugantungkan
di tangkai pilu sambil mengendap endap
agar aku tak cepat menuju ke sana
dalam cemas.
Lebih baik
aku duduk diam di sini
menjauhkan senja dari belia usia
yang sejak lama diam diam kulakukan
agar ia tak menghanguskan kulit lembut
yang melindungi keceriaanmu sebagai salut
lalu kalut.
Lebih baik,
aku bergerak ke sana
melepasi pakaian dan memandikan ulang tahunmu
sambil diam diam mengusap doa di keningmu
agar harapan membasahi pagi
tanpa harus mengusir senja
dalam syukur
lalu berserah.
Maka, lebih baik
aku duduk diam dengan mata
bergerak gerak mengawasi nasib
yang dikucurkan tiap perjalananmu.
Betapa usia yang tumpah sedikit demi sedikit
adalah bekal kekuatan untukmu, sayang
sampai sepanjang masa
agar kau sanggup, kelak
mengangkat senja
dengan bangga, dan berani.
31Ags12
Lebih baik
aku duduk diam di sini
mengupasi usiamu yang masih jauh dari senja
yang sejak lama diam diam kugantungkan
di tangkai pilu sambil mengendap endap
agar aku tak cepat menuju ke sana
dalam cemas.
Lebih baik
aku duduk diam di sini
menjauhkan senja dari belia usia
yang sejak lama diam diam kulakukan
agar ia tak menghanguskan kulit lembut
yang melindungi keceriaanmu sebagai salut
lalu kalut.
Lebih baik,
aku bergerak ke sana
melepasi pakaian dan memandikan ulang tahunmu
sambil diam diam mengusap doa di keningmu
agar harapan membasahi pagi
tanpa harus mengusir senja
dalam syukur
lalu berserah.
Maka, lebih baik
aku duduk diam dengan mata
bergerak gerak mengawasi nasib
yang dikucurkan tiap perjalananmu.
Betapa usia yang tumpah sedikit demi sedikit
adalah bekal kekuatan untukmu, sayang
sampai sepanjang masa
agar kau sanggup, kelak
mengangkat senja
dengan bangga, dan berani.
31Ags12
Jumat, 04 November 2011
Tertebas Bebas
Mengapa begini,
bersendiri seperti mati
duduk amati
embun mata
malam malam cahaya
timpa sebuah wajah
terangnya indah
di dalam kamu.
Mengapa jadi begini,
yang tersendiri
duduk cermati
baku peluk cerita
lalu lintas keseharian
lalu jatuh
dari
lintas akal.
Wajah anak masuk ke rahim
dapur kosong terbiarkan
ledakan keseharian terabaikan
ada hati terbasuh
ada luka terbalut
ada sadar terkumpul
jalan terus meski bergumul.
Sebentar membawa ke selanjutnya
sedetik membawa ke selamanya
secarik kertas terselamatkan
tumpukan bunga berbunga bunga
sedekat dekap
sedekat dekap
merdekalah aku,
di dalam kita.
Semarang,20Okt11
bersendiri seperti mati
duduk amati
embun mata
malam malam cahaya
timpa sebuah wajah
terangnya indah
di dalam kamu.
Mengapa jadi begini,
yang tersendiri
duduk cermati
baku peluk cerita
lalu lintas keseharian
lalu jatuh
dari
lintas akal.
Wajah anak masuk ke rahim
dapur kosong terbiarkan
ledakan keseharian terabaikan
ada hati terbasuh
ada luka terbalut
ada sadar terkumpul
jalan terus meski bergumul.
Sebentar membawa ke selanjutnya
sedetik membawa ke selamanya
secarik kertas terselamatkan
tumpukan bunga berbunga bunga
sedekat dekap
sedekat dekap
merdekalah aku,
di dalam kita.
Semarang,20Okt11
Rabu, 31 Maret 2010
Selamat Ulang Tahun, Kita
: Abraham Maslow
Tengah malam kita janjian,
sekedar tiup lilin peringatan.
Kau yang ternama, aku si jelata,
hanya berdua.
Kita bertukar kisah serupa
masa masa sakit,
perih mendesir dari
mereka, yang lahirkan kita.
“Haus cinta merupakan
sejenis penyakit
karena kekurangan,” katamu.
Itukah sebabnya cinta bagimu penting?
Sejenak kita diam tertegun,
menuju ingatan cinta
yang pernah rusak
oleh rasa takut.
Kikuk. Kita berpelukan,
hadiah paling sayang paling manis.
Aku jatuh cinta dan hormat,
pada sebentuk jiwa humanis.
Bimbinglah aku menuju,
piramida tertinggi kebutuhan
yang kerap ajari aku jadi manusia
masak dan penuh,
sambil
terseok, kan kubenahi juga
semua kebutuhan terdasarku.
Selamat ulang tahun, Tuan.
Hari ini, adakah kau bahagia
di surga sana?
2010
Abraham Maslow, Tokoh Psikologi Humanistik. Lahir, 1 April 1908.
Dikenal dengan teori hirarki/piramida kebutuhan manusia yang terdiri dari 5 tingkatan.
Tengah malam kita janjian,
sekedar tiup lilin peringatan.
Kau yang ternama, aku si jelata,
hanya berdua.
Kita bertukar kisah serupa
masa masa sakit,
perih mendesir dari
mereka, yang lahirkan kita.
“Haus cinta merupakan
sejenis penyakit
karena kekurangan,” katamu.
Itukah sebabnya cinta bagimu penting?
Sejenak kita diam tertegun,
menuju ingatan cinta
yang pernah rusak
oleh rasa takut.
Kikuk. Kita berpelukan,
hadiah paling sayang paling manis.
Aku jatuh cinta dan hormat,
pada sebentuk jiwa humanis.
Bimbinglah aku menuju,
piramida tertinggi kebutuhan
yang kerap ajari aku jadi manusia
masak dan penuh,
sambil
terseok, kan kubenahi juga
semua kebutuhan terdasarku.
Selamat ulang tahun, Tuan.
Hari ini, adakah kau bahagia
di surga sana?
2010
Abraham Maslow, Tokoh Psikologi Humanistik. Lahir, 1 April 1908.
Dikenal dengan teori hirarki/piramida kebutuhan manusia yang terdiri dari 5 tingkatan.
Selasa, 23 Maret 2010
Hari Ulang Tahun Ibu
Aku dalam lingkaran,
makan siang spesial bersama orangorang penting.
Sebentar diam, sebentar bicara.
Restoran mewah, masakan Eropa,
cara makan kelas atas. Duduk rapi, bicara teratur.
Wah, ulang tahun betulan nih, goda hatiku.
Diamdiam aku mencuri
suasana ini jadi perayaan pribadiku.
Tak apalah asal sebentar. Sedikit bermanja dalam imaji.
Toh, aku masih sadar ini acara kantor.
Pulang kerumah, Putri Kecil caricari pelukku.
Ingin bicara lewat matanya yang berkacakaca.
Tangan kirinya terkilir. Menahan sakit seharian.
Tak mau makan, pun minum susu.
Ah, beginilah sejatinya.
Sebagai pekerja, aku dimanjakan imaji.
Sebagai ibu, aku ditempa realita.
Ah, beginilah adanya.
Duhai perempuan tegar,
Keluarlah kau dari persembunyian.
2009
Happy Birthday, Don't Cry
:adikku, Jeppe Indrawisudha
dek, saat ini kubayangkan kau menggila disana
tak ada tarian, pun nyanyian
bahkan harapan yang tadinya kau daraskan indah
jatuh terlempar di lantai rumah sakit
ulang tahun pestamu,
nikmati hidangan sebegini getir
menatap ia yang kau cinta
kesulitan bertepuk tangan
bahkan dalam alunan yang senyap sekalipun
mari bersedih, lalu tersenyum
ada Langit dan Bumi diantara kita
meski terjatuh, bahkan terjerembab
terus semangat menerima hidup
dek, kalau kau ingin tahu siapa Tuhanku,
Ia adalah alam semesta dan penciptanya
idolaku tetaplah Yesus,
meski ringkih hubunganku dengan agamaku
juga meski aku tak punya agama
jadi, dalam kesesahanmu
aku berdoa dengan caraku
alam semesta dan Sang Pencipta
pasti bersekutu beri pertolongan
sambil aku menapak tilasi
perjalanan Yesus yang penuh luka
agar menyelipkan kekuatan
di batinmu yang diiris bimbang sejenak
2009
dek, saat ini kubayangkan kau menggila disana
tak ada tarian, pun nyanyian
bahkan harapan yang tadinya kau daraskan indah
jatuh terlempar di lantai rumah sakit
ulang tahun pestamu,
nikmati hidangan sebegini getir
menatap ia yang kau cinta
kesulitan bertepuk tangan
bahkan dalam alunan yang senyap sekalipun
mari bersedih, lalu tersenyum
ada Langit dan Bumi diantara kita
meski terjatuh, bahkan terjerembab
terus semangat menerima hidup
dek, kalau kau ingin tahu siapa Tuhanku,
Ia adalah alam semesta dan penciptanya
idolaku tetaplah Yesus,
meski ringkih hubunganku dengan agamaku
juga meski aku tak punya agama
jadi, dalam kesesahanmu
aku berdoa dengan caraku
alam semesta dan Sang Pencipta
pasti bersekutu beri pertolongan
sambil aku menapak tilasi
perjalanan Yesus yang penuh luka
agar menyelipkan kekuatan
di batinmu yang diiris bimbang sejenak
2009
Terpaku Pada Kosong
:Ani Ismawati
dingin memaku seri bibirmu
dorong hati pucat, sentuh segala
ribuan kehidupan lalu terbaca jelas
tersapu nafas yang terpaksa
kini mulai ketukketuk
denting jantung perdetik
untuk diserahkan pada malam
tanganmu menjulur pada daun berembun
beningnya menggulir menggelitik mesra
pada kokohnya dahan: kilau lengan dan
hijau menganga
berpandangan rindu yang mengakar
matamu menyapu langit
kumpulkan segala bintang yang sendiri
satu demi satu dalam lapang hati bening
hingga kehidupan lepas menindih bumi
kakimu menjejak laut
bermain makhluk di dalamnya
haus menuntut deru candamu
kauberi dalam kelam airmata duri
tubuhmu beku seluruh
kala satu titik kosong hampiri lelahmu:
bahwa embun lari menguap tinggalkan hijau
bahwa bintang hanya ingin dipandang, dan
bahwa candamu telah runtuh dalam takdir yang ditentukan
oleh keruhnya kehidupan
Semarang, April 2004
dingin memaku seri bibirmu
dorong hati pucat, sentuh segala
ribuan kehidupan lalu terbaca jelas
tersapu nafas yang terpaksa
kini mulai ketukketuk
denting jantung perdetik
untuk diserahkan pada malam
tanganmu menjulur pada daun berembun
beningnya menggulir menggelitik mesra
pada kokohnya dahan: kilau lengan dan
hijau menganga
berpandangan rindu yang mengakar
matamu menyapu langit
kumpulkan segala bintang yang sendiri
satu demi satu dalam lapang hati bening
hingga kehidupan lepas menindih bumi
kakimu menjejak laut
bermain makhluk di dalamnya
haus menuntut deru candamu
kauberi dalam kelam airmata duri
tubuhmu beku seluruh
kala satu titik kosong hampiri lelahmu:
bahwa embun lari menguap tinggalkan hijau
bahwa bintang hanya ingin dipandang, dan
bahwa candamu telah runtuh dalam takdir yang ditentukan
oleh keruhnya kehidupan
Semarang, April 2004
Langganan:
Postingan (Atom)