Senin, 23 November 2009

Cium untuk Papa


tak ada itu rasa kehilangan
pada akhir kisahmu
tak ada itu
dan aku berada dalam kegelisahan

aku pernah katakan padamu sekali waktu
"hambar
datar
tawar
dapat kuberi kali ini
padamu yang jatuh terkulai
sebentuk cinta yang sayu
siap nyanyikan lagu lelayu"

aku juga pernah bilang padamu
"biar
kurapihkan sedikit
luka batin yang berserak
tiap pandangi awan berarak
hatiku tersengat sakit"

kau tinggalkan aku sekali lagi
tak ada alasan kuratapi

lalu bila mata mata mata tertuju padaku. jahat.
akankah buatmu suci
kala kembali ke liang lahat?

sungguh menyedihkan nasibmu di ujung mati
cintai bayangan kaktus yang entah cintakah?
dan bersandar pada mawar yang ternyata plastik
terjerembab pada kerakal kehidupan
amuk gelombang kau akrabi

aku tak kehilanganmu, seperti tangis di ujung mata
aku tak rindukanmu, seperti nyeri di ujung tawa

sudahlah
akan kuterima mudah
segala lelah, juga timbunan kesah
jika menjadi kehendak


23Nop09,Senin

Sabtu, 21 November 2009

Cinta


kau sayat tubuhKu hingga getah
Kutemukan bahagia sebab terluka


5Okt09,Senin

Menuju Nya


adakah seorang hendak temani
memecah langit dengan batu
aku ingin belajar mengerti
mengapa tanahnya begitu biru



19Nop09,Kamis

Membaca Perjalanan


Duh. Betapa
hidup melulu bertemu
garis miring
beriring
serakan pilihan mencari pasti.

Betapa
hidup melulu bertemu
titik dua
bagi puas diri yang begitu luas
hendak menuju pasti.

Betapa
hidup melulu bertemu
koma
capai segala yang belum selesai.

Duh. Betapa
hidup akhirnya,
menuju ke satu tanda baca

titik.


11Nop09,kamis

Anak Perempuan Pandangi Ibunya


ibu
katakan pada ayah, aku damba kuat beringin
setia jagai rumah yang berlindung dari gerah
lekas, katakan pada ayah
sebelum kepulan angan lenyap mendingin

mengapa kau begitu plastik

ibu
sampai dimana setiamu tunggu
sesobek awan sejukkan tubuh
sedang angin tak mampu basuh
rasa rindu yang mulai payau

mengapa kau begitu karet

ibu
jangan membeliak padaku begitu
bila kukata hormatku tlah berpulang
beribu malam tak bilang pulang
tanpa sesal jatuh di kalbu

mengapa kau begitu kertas

ibu
aku butuh pasti, bukan palsu
atas wajah tegar dan sabar
tutup mata terima nasib
sedang lepuh kulitmu penuhi lengkung hati

mengapa kau begitu wanita

diujung pengabdian diri
kesulitan tentukan nasibmu sendiri
tunggu takdirmu ditangan itu lelaki
buang
daur ulang
daur ulang
buang

bukankah sudah kuciumi dengan tekun
jejak air dari matamu yang mengering?


ah, ibu!
kau buat takutku yakin makin menjadi,
bila terlahir sebagai perempuan
adalah sebuah dosa asal


19Okt09,senin