Senin, 13 Desember 2010

Untukmu, Hari Ini


: Dahlia Pane


Ingin sekali celupkan diri, dalam pupil mata Tuhan
biar jadilah milikku segala penglihatan.
Aku hanya ingin menghitung berapa duka lagi
harus kau hadapi tanpa diratapi.

Lalu segera kusiapkan pasukan tuk menumpasnya tuntas
agar lapanglah jalan dan ringan langkahmu
semilir seperti angin lari telanjang kemana suka
selanjutnya tinggal tawa paling bahagia paling merdeka.

Lihatlah betapa ingin berkuasanya diriku
atas warisan luka yang menimpamu, lalu
kutebang takut tumbangkan kalut hatimu.

Sungguh mustahil dan terbatasnya diri. Aku tak bisa
jadi manusia pelindung sedang tanpa kau sadar
kerudung putihmu terbingkai doa doa kudus,
telah lama jadi payung pelindung bagi tubuh
mu, ku, dan mereka yang seperti kita punya kisah.

Adakah
dewasa jadi getar masalah,
padahal manusia punya masa?
Bukankah
masa depan selalu tunduk pada langkah,
hanya bila kau menganggapnya tiada?

Bersyukurlah saja,
kau bukan perempuan semenjana
yang diciptakan cuma sekedar
jadi pengutip mimpi.


semarang,juli2010

Mimpi Mimpi Bunda


Kau ajarkan tentang
burung yang berani terbang
langittinggi, dan bercerita lantang
sebuah harapan kebebasan
kepada seorang anak perempuan
yang gamang oleh aturan.

Kau serahkan serpihan
sayap sederhana
agar perlahan ia rakit
sambil awasi sedikit,

kau diam
memilih diam
diam diam

kau ratapi
milikmu yang terbakar
oleh api,
yang kau ijinkan mengakar.

O putriku,lepaskan aku dari tanya.

Mengapa ciptakan angin
bila badan mengucap dingin.

Mengapa rentangkan tangan
bila melayang hanya kan angan.



semarang,13des2010

Tuhan, Mari Kita Berdosa


Hujan yang menderas
kiranya bisa bersihkan
kotoran dari tubuh dekil.
Mungkin Kau bayangkan sebentuk gigil
terbit
dari diri.

Tapi tahukah?
Diamdiam pula airnya, suburkan
anak anak rambut
yang tiap helainya
adalah pokokpokok dosa.

Maka biar aku mabuk
oleh beban harapan
menari nari
tinggikan Engkau
Allahku ya Allahku mengapa Kau tinggalkan Aku?

sungguh mengapa
Kau tinggalkan Aku.
Kali ini akan
kupaksa Kau
berganti tempat duduk.

Han,
marilah kita berdosa.
Biar aku yang pimpin.


semarang,2des2010