Kamis, 29 April 2010

Lewat Kaca Spion


Keseharian ini tiba.
Kau kejar kupu kupu
kutata masa depanmu.
Pagi ingatkan keterpisahan.

Tangan kau kecup.
Wajah kucium.
Letakkan berkat di dahi.
Bersiap saling melambai.

Kendaraan melaju.
Kau pandangi punggung,
kutatap utuhmu lewat kaca.
Lambaian jauh menjauh
menuju hilang.

Rayap misteri jalari sukma,
mengapa jalan tak mau henti.
Tiada rambu kujumpa,
tanda jeda tuk istirah.

Sejak kini,
aku bagai seorang spion
yang terbatas ikuti gelakmu
terpaku bisu menahan rindu
lewat kaca spion.

Jaga baik dirimu, sayang.
Meski mendung meski malam,
mentari tak kemana bukan?

Kali ini,
ibu pamit pergi
tanpa tanda kembali.


2010

Minggu, 25 April 2010

Terbanglah, Menuju Mercusuar!


: Anak Indonesia, yang dihujani luka.



Mari kuambil nyawamu, Nak.
Kita janjian, kapan waktu yang tepat,
diam diam ya.
Diam-diam.

Tak sabar tunggui kode,
peta lebam di tubuh,
bau kulitdaging hangus,
gigi-gigi dipaksa tanggal,
kehormatan diperkosa.

Resah tunggui sinyal,
lezat makanan dan seterika panas,
nikmat bermain dan cambuk kayu.
Kanak-kanak diperam jadi kenyal.

Kutunggu tanda darimu, Nak.
Serupa warna isak tangis,
atau noda takut yang akut.

Jika kau tak kuat lagi,
selekasnya kita buat janji.
Ayo kita terbang, menuju mercusuar.
Tempat bagimu ada suaka.

Anakku,
bersegera, kita kesana!


2010

Senin, 12 April 2010

Dilema Percintaan


Mestinya bangga,
ada nafsu ditindas
tadi malam.

Mestinya senang,
seorang lelaki melata
sedekat tanah.

Mestinya lega,
gulita malam
tercekik lampu pijar.

Masih saja,

perempuan meratapi
sempak kekasih
yang hilang tergesa
tanpa pesan.


2010

Jumat, 09 April 2010

Kepada yang Hanya Bayang


aku mau sakit
yang terkapar
yang sekarat

bila disana
rupa dermaga
siap merapatkan

desah ibu
ke telingaku


2010

Jumat, 02 April 2010

Berdamai dengan Diri


lihat diri yang tak terlihat
dengar diri yang tak terdengar

temukan diri yang tak ketemu
mengerti diri yang tak ngerti

akhirnya,
kuterima diri yang tak terima

ini


2010