aku tak punya puisi
untuk yang menjual diri
demi ambisi kekayaan dan kekuasaan
atau popularitas dan kehormatan
aku tak punya puisi
untuk yang menjual diri
padahal ia, masih bisa memilih
mau tidur atau berdiri
aku tak punya puisi
untuk yang menjual diri
kepada uang lelaki lelaki wangi
di ranjang ranjang mewah tanpa derit
aku tak punya puisi
untuk yang menjual diri
agar eksis tampil di tivi
bagai bintang selebritis
tidak
puisiku untuk para perempuanku
yang dipaksa lalu terpaksa
membantu negara dengan lendir murka
karena telah dimiskinkan negaraku
mereka yang selalu tersiksa oleh kejatuhannya
di setiap malam-malam penuh peju peluh
tapi hidup harus berjalan meski bukan (di) jalanannya
ya, lebih baik daripada hidup penuh kelu keluh
mereka yang pergi diantar para suami
lalu sesampainya di rumah, dihajar karena cemburu
mereka yang pergi dihantar ayahbunda
lalu sesampainya di rumah, tersedu jiwa hancur
sungguh terpaksa jual diri, di lapak-lapak kumuh
layani lelaki penuh penyakit dan miskin bau
di atas papan-papan selebar peti jenasah
dan menyewa kardus sebagai alasnya
o, demi Tuhan
aku hanya punya puisi
dan masih kesulitan
membuat bangsa ini membelamu
sebagai ibu bermartabat
karena tak menagih janji negara
yang telah lalai
atas nasib buruk
rakyatnya
Semarang, 2012
mantab... isi komentar dah gua...
BalasHapushttp://www.internet-earning.com
visit http://www.internet-earning.com to get more information about online job.
BalasHapus