Mengapa begini,
bersendiri seperti mati
duduk amati
embun mata
malam malam cahaya
timpa sebuah wajah
terangnya indah
di dalam kamu.
Mengapa jadi begini,
yang tersendiri
duduk cermati
baku peluk cerita
lalu lintas keseharian
lalu jatuh
dari
lintas akal.
Wajah anak masuk ke rahim
dapur kosong terbiarkan
ledakan keseharian terabaikan
ada hati terbasuh
ada luka terbalut
ada sadar terkumpul
jalan terus meski bergumul.
Sebentar membawa ke selanjutnya
sedetik membawa ke selamanya
secarik kertas terselamatkan
tumpukan bunga berbunga bunga
sedekat dekap
sedekat dekap
merdekalah aku,
di dalam kita.
Semarang,20Okt11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar