Kamis, 20 Januari 2011

Perempuan Yang Terlupa


: Sipon



Mungkin terlalu enak dan nyaman,
hidup saya
oleh tumbangnya penguasa lama.
Lalu tutup mata pada penguasa baru
yang nyatanya serupa.

Seperti kekaguman pada keberanian Wiji Thukul,
tanpa maksud ikut
(karna takut)
untuk berjalan di atas kisah hidupnya,
saya
hanya setuju pada yang betul.

(Sementara saya lupa).
Ada tangis dan jerit
seteguh roda mesin jahit,
ganti jadi kepalakeluarga.
Biar anakanak terus terurus
dengan becus.

Mungkin juga ribuan kali ada,
kau
sendiri
kacau,
meneriakinya.

Keluarlah.
Keluarlah dari dalam kabut yang datang di cuaca tak lazim.
Keluarlah
Keluarlah dari gua sejarah yang dibungkam dengan paksa.

Betapa saya, belajar
soal perjuangan menolak lupa,
sehingga jiwa dihajar
bangkit jadi manusia (perempuan).

Kepadamu.
Saya malu di banyak waktu.
Betapa kuatnya kau peluk
puisipuisi yang telah mengasapkan suamimu.



semarang,6jan11

1 komentar: