Kamis, 20 Januari 2011

Janjian Di Mal



Janjian dengan kawan masa lalu
di mal yang asing
hanya membawa uang tuk beli susu
suarasuara separuh harga begitu bising

ingin kuajak diri egois
menukar jatah susu dengan sebuah penampilan.
Bukankah itu penting agar hidup bergairah?
Teringat seorang pakar menuliskannya di buku laris.

Di toko buku dan lagu
hasrat ingin jadikannya koleksi
di toko kacamata
hasrat ingin jadikan ku aksi
di toko baju
hasrat ingin jadikan ku seksi
di toko perhiasan
hasrat ingin jadikan gengsi bisa atraksi
dan
di toko mainan anak,
segala hasrat memerihkan afeksi.


Aku terdampar asa
di toko kelontong raksasa
imajinasi nelangsa
lakukan transaksi
tanpa seleksi
tanpa seleksi.

tapi hanya ada uang, jatah susu anakku

Berjam jam aku menunggu,
tapi ia tak juga muncul
“Tunggu sebentar”, kata telpon genggam
berkalikali,”Tanggung.”

Aku kelaparan dan sendirian.
Sampai ia datang
diskusi soal hadiah demi tradisi, dan
akhirnya padaku, ia berniat pinjam uang.

Saat itu.
Kudapati uang jatah susu anakku melotot
pada tas tas belanja yang penuh dengan toko.



semarang,28Des10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar