*
Air mata yang terbit di mata kita,
nyatanya tak lahir dari jiwa damai bahagia.
Pada negeri yang terlanjur lapuk oleh kemelaratan,
ia menangis.
Pada negeri yang lelah oleh kebohongan
ia meradang.
Pada negeri yang keadilannya sempoyongan
ia membeku.
Pada negeri yang panas oleh terik jiwa
ia mendidih.
Mana air matamu, wahai.
Mari kita kumpulkan, dalam kantong luka
duka
murka.
Sejatinya, tangis kita untuk mana?
Untuk
yang kehilangan air mata
kerakyatannya.
Peb10.Semarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar