Mengapa begini,
bersendiri seperti mati
duduk amati
embun mata
malam malam cahaya
timpa sebuah wajah
terangnya indah
di dalam kamu.
Mengapa jadi begini,
yang tersendiri
duduk cermati
baku peluk cerita
lalu lintas keseharian
lalu jatuh
dari
lintas akal.
Wajah anak masuk ke rahim
dapur kosong terbiarkan
ledakan keseharian terabaikan
ada hati terbasuh
ada luka terbalut
ada sadar terkumpul
jalan terus meski bergumul.
Sebentar membawa ke selanjutnya
sedetik membawa ke selamanya
secarik kertas terselamatkan
tumpukan bunga berbunga bunga
sedekat dekap
sedekat dekap
merdekalah aku,
di dalam kita.
Semarang,20Okt11
Jumat, 04 November 2011
Radio
Di radio
bicara
lantang
lalu tersedu
kupas tentang
muatan karya
dari telapak tangan
milik ibu.
Hirarki kekerasan
yang ditapaki keluarga
kelas bawah
turun
temurun.
Di mata kantuk
diam tunggu
studio dingin
tatap beku
air mata.
Gadis kecil merabai
lebam semalam
stempel buatan
tulang daging
dan
panas tenaga
dari telapak tangan
milik ibu.
Semarang,10Okt11
bicara
lantang
lalu tersedu
kupas tentang
muatan karya
dari telapak tangan
milik ibu.
Hirarki kekerasan
yang ditapaki keluarga
kelas bawah
turun
temurun.
Di mata kantuk
diam tunggu
studio dingin
tatap beku
air mata.
Gadis kecil merabai
lebam semalam
stempel buatan
tulang daging
dan
panas tenaga
dari telapak tangan
milik ibu.
Semarang,10Okt11
Duri
Baiklah,
kugenggam
duri ini.
Kujanjikan
pasti
untuk memilihnya.
Genggam duri
sampai mati,
tapi tidak dengan caraMu
tidak
tidak lagi.
Semarang,3Sept11
kugenggam
duri ini.
Kujanjikan
pasti
untuk memilihnya.
Genggam duri
sampai mati,
tapi tidak dengan caraMu
tidak
tidak lagi.
Semarang,3Sept11
Langganan:
Postingan (Atom)